Sabtu, 28 September 2019. Warga Muhammadiyah se-DIY berbondong-bondong menuju Polda DIY. Warga muhammadiyah berasal dari berbagai unsur, baik dari kalangan pemuda-pemudi hingga ke ayahanda. Mulai dari
Nasyiatul Aisyiyah, IMM, Pemuda Muhammadiyah, IPM turut tulun ke jalan. Aksi dilaksanakan mulai pukul 12.30 atau setelah shalat Dhuhur. Segenap pimpinan ranting, cabang, daerah hingga ke level wilayah mengerahkan masa tanpa terkecuali untuk menjalankan aksi ini.
Aksi ini dipicu oleh telah meninggal dunianya kader imm di kendari, yaitu Imawan Randi dan Yusuf. Randi meninggal setelah melakukan demo di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara. Sempat ricuh dengan aparat sehingga polisi membubarkan paksa masa untuk dalih meredam situasi. Saat masa berhamburan terjadi peristiwa penembakan terhadap Randi. Peluru tersebut mengenai dada sebelah kiri hingga keluar sebalah dada kanan.
Peristiwa ini membuat seluruh warga muhammadiyah geram. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan bahwa peristiwa ini harus diusut tuntas dan harus di bawa ke ranah hukum. Selengkapnya baca di Sumber 1.
Aksi solidaritas ini berjalan dengan baik dan tertib. Penyampaian aspirasi berjalan dengan santun sehingga masa bertemu dengan Irjen Achmad Dhofiri selaku Kapolda DIY. Ada 2 hal yang dituntut yaitu usut tuntas pelaku penembakan dan bentuk tim pencari fakta independen polri. Pengusutan kasus ini mutlak sehingga tidak bisa diganggu gugat. Kapolda telah menerima aspirasi dan akan menyampaikan ke jajaran Polri.