Gampingcorner.com, Nogotitro,- “Klitih” merupakan bentuk kenalakan yang selama ini memang meresahkan masyarakat Jogjakarta. Dilansir oleh detik.com, terduga pelaku diketahui adalah seorang pelajar aktif di bangku sekolah. Selain itu unggahan akun facebook Achmad Pitoeng Fathonie di grup info cegatan jogja pada 10 Januari 2020 pukul 13.05 WIB. Postingan ini sampai Minggu 12 Januari 2020 mendapat 4.772 komentar, yang sebagian besar mengutuk aksi klitih.
“Korban klitih,,sebulan dirawat di sarjito semalam jam 22.30 meninggal dunia,,apa klitih tetap dibiarkan aja? Butuh keseriusan aparat keamanan bertindak tegas, serta kepeduliaan masyarakat jika melihat kejadian (dikeroyok aja),,semoga jogya yg istimewa ini bersih dari klitih,,,”.
Kajian ini dilaksanakan di Musholla Al Hidayah, Kaingan, Nogotirto dihadiri oleh 32 orang pemuda/i nogotirto (26/01/2020). Pemantik kajian ini adalah Nur Cahyo Supriyantoro, Ketua Pimpinan Rating Pemuda Muhammadiyah Trihanggo sekaligus Komandon Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Gamping.
Ndan Toro, begitu panggilan akrabnya, menyoroti penyebab utama kenakalan ini adalah faktor keluarga. “Keluarga yang kurang harmonis menjadi penyebab utama seseorang berbuat klitih. Kurang sehatnya komunikasi antara anak dan orang tuanya atau seorang anak yang kecewa dengan kedua orang tuanya” ungkapnya.
Terlebih pelajar tersebut salah pergaulan sehingga menemukan kesempatan untuk melampiaskan bentuk kekecewaan. Salah satu penyebab salah pergaulan menuntun pelajar menemukan narasi negatif berkaitan tentang kekerasan fisik. “Faktor bacaan dan tontonan juga berpengaruh dalam diri seseorang, bacaan yang memiliki narasi negatif dan tontonan yang mengandung kekerasan fisik dan mental” kata Ndan Toro
Berangkat dari kasus yang terungkap, sebagian besar motif kejahatan ini hanya mencari sensasi atau sekedar ikut-ikutan. “Sebenarnya motivasi klitih itu hanya ikut-ikutan, terkadang ingin menunjukan jati diri terhadap masyarakat, mencari sensasi.” jelas Toro, yang juga guru agama SMP Muhammadiyah 2 Gamping. “Sebab lain mungkin tekanan dari pihak lain sehingga pelajar tersebut melakukan klitih jalanan” imbuhnya.
Kegiatan ini bisa dicegah apabila pelajar berada dalam lingkungan yang baik. Lingkungan yang paling baik adalah kelompok keagamaan seperti remaja masjid atau aktif dalam kegiatan pengajian. “Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) punya tanggung jawab untuk menjawab tantangan klitih. Pertama kita harus meningkatkan aqidah dan ibadah. Kedua, kita harus selalu menyelenggarakan berbagai kegiatan positif seperti pengajian atau bakti sosial. Terakhir, kita wajib mengajak dan menyebarkan dakwah terutama pada kalangan anak muda di Gamping khususnya.” papar Toro. (Al*)